Abura Soba
Abura Soba

Pandemi berkepanjangan membuat banyak dunia usaha terdampak, salah satunya bidang kuliner karena penutupan pusat perbelanjaan, pelarangan dine-in yang sudah terjadi beberapa kali akibat pemberlakuan PSBB dan PPKM darurat, serta pembatasan jumlah pengunjung yang masih berjalan hingga kini.

Hal yang nampak jelas ketika saya mengunjungi beberapa mal di Jakarta adalah arus lalu lintas pengunjung yang lebih lengang dibandingkan sebelumnya dan banyak pertokoan yang tidak memperpanjang masa sewanya akibat tak mampu bertahan. Akibatnya, beberapa etalase pertokoan yang biasanya terang- benderang berubah menjadi triplek bergambar, menandakan toko yang bersangkutan tak beroperasi lagi seraya menunggu penggantinya.

Tidak terkecuali di  food court -nya. Dalam kurun waktu hampir 1 tahun, beberapa restoran yang dulu sempat saya kunjungi tiba-tiba “menghilang” dari peredaran dan pendatang baru mulai bermunculan. Hokkaido-Ya Express salah satunya, restoran Jepang cepat saji yang menawarkan ramen, donburi (nasi dengan lauk diatasnya) dan sandwich. Karena sudah begitu banyak restoran Jepang di Indonesia dengan menu serupa, apakah Hokkaido-Ya Ekspress mempunyai keistimewaan yang mampu menarik para pelanggan baru?

Hokkaido sendiri adalah nama sebuah prefektur terbesar yang berada di kepulauan tersendiri di Jepang bagian utara. Namun, kita tak usah membahas lebih jauh bagaimana cara menuju ke sana untuk mencicipi makanan khasnya, karena restoran yang akan saya ulas ini berada di food court Area 51 di Pondok Indah Mall 1, Jakarta Selatan.

Menu yang paling membuat saya penasaran adalah ramennya, karena saya pecinta ramen dan aneka mie lainnya. Apalagi ramen biasanya dijual dengan harga yang cukup menguras kocek, antara Rp. 70.000 hingga diatas Rp. 100.000 per mangkok di restoran tertentu. Tapi, di Hokkaido-Ya hanya dibanderol maksimal Rp. 55.000 saja.

Jangan salah, harga murah tidak selamanya membuat saya mampir karena bisa jadi mengorbankan kualitas. Sebelumnya, saya pernah makan ramen Rp. 50.000 kebawah di beberapa restoran berbeda yang terus terang rasanya seperti mie rebus biasa, kasarnya sih ramen abal-abal atau KW. Bahkan ada yang tidak lebih baik daripada mie instan di rumah.

Nah, bagaimana dengan ramen di Hokkaido-Ya Express?

Kali ini, saya mencoba ramen best-sellernya, Tori Paitan Ramen. Ternyata, ramennya sama sekali tidak mengecewakan, bahkan diatas ekspektasi saya. Kuah kaldu ayamnya cukup kental dan rasanya gurih menyegarkan. Isinya pun sudah lengkap dengan daging ayam, telur rebus setengah matang, bayam, rumput laut dan jamur kuping. Ditambah kriuk-kriuknya rumput laut goreng sebagai garnish, semakin mantap rasanya. Tentunya ini sangat terjangkau untuk ramen berkualitas, apalagi isinya komplit tanpa tambahan biaya lagi. Di tempat lain, masih perlu bayar ekstra Rp. 10.000 lagi demi telur rebus.

Tori Paitan Ramen

Bagi yang suka pedas, kamu bisa memesan Spicy Tantan Ramen yang isinya hampir sama dengan Tori Paitan Ramen, perbedaannya adalah ayamnya dicincang dan warna kuahnya kemerahan. Saya sempat menyeruput kuahnya ketika teman saya pesan dan memang enak rasanya walaupun saya kurang tahan pedas. Pilihan lain yang ada unsur ke-Indonesiaan adalah Cabe Hijau Ramen.

Selain ramen berkuah, kamu juga bisa coba versi keringnya, yakni Abura Soba dengan isi ayam,  telur rebus,  furikake (bubuk untuk taburan nasi terbuat dari campuran ikan kering dan wijen),  dihidangkan dengan saus kental coklat kehitaman yang manis gurih di mangkok terpisah. Tak kalah enak rasanya, walaupun saya masih memilih Tori Paitan Ramen.

Abura Soba

Setelah berpetualang dengan ramen, pilihan saya berikutnya merambah ke menu nasi, alias donburi. Seluruh menu donburi disajikan dengan potongan wortel, buncis, tamago (telur dadar manis yang dipotong kotak-kotak), dan miso soup. Yang paling saya rekomendasikan adalah Salmon Teriyaki Don karena potongan ikan salmonnya tidak pelit sama sekali dan hanya dibanderol Rp. 55.000 saja.

Salmon Teriyaki Don

Gyu Stamina Don dengan daging sapi iris merupakan menu laris lainnya disamping salmon. Nasi putih pada menu donburi juga bisa diganti dengan butter rice dengan menambah Rp. 5000. Dua-duanya enak, tinggal tergantung selera masing-masing saja.

Gyu Stamina Don

Khusus Gyu Stamina Don, tersedia juga versi sandwich-nya, yaitu Gyu Stamina Sandwich yang lebih banyak penjualannya daripada Sakana Katsu Sandwich dan Chicken Karaage Sandwich menurut seorang staf yang melayani saya. Ngomong-ngomong, ini bukan toast bread karena rotinya tidak dipanggang. Setiap  sandwich dihidangkan dengan side dish kulit roti goreng manis. Kreatif juga ya idenya untuk memaksimalkan pemanfaatan bahan yang sekaligus menggantikan peran French Fries.

Gyu Stamina Sandwich

Tak puas hanya berkutat dengan menu itu-itu saja, belum lama ini Hokkaido-Ya Express mengeluarkan Mentai Edition dalam versi nasi, potato gratin dan ramen. Mentai yang dimaksud di sini adalah saus mentai yang terbuat dari campuran tobiko (telur ikan terbang) dan mayonnaise.

Karena saya penggemar salmon, maka saya memesan Salmon Stamina Mentai Rice yang menggunakan butter rice, potongan salmon dengan saus mentai diatas nasi yang dihias motif jaring, serta ditabur beberapa butir kacang edamame dan tobiko. Walaupun lumayan enak, tapi gurih creamy saus mentainya cukup mendominasi sehingga butter rice-nya seakan-akan agak tenggelam rasanya.

Salmon Stamina Mentai Rice

Yang paling menarik perhatian dari Mentai Edition adalah Tori Kawa Chips, alias kulit ayam goreng yang dibanderol Rp. 20.000 untuk 5 potong. Bentuknya yang tipis lebar seperti kulit pangsit membuat saya penasaran. Tak disangka, inilah kulit ayam goreng terenak yang pernah saya coba! Rasa gurih renyahnya mantap sampai bikin nyandu dan tepungnya sangat tipis. Bahkan setelah didiamkan semalaman di rumah, kulitnya masih tetap garing di keesokan harinya tanpa perlu digoreng atau dibakar ulang. Saya sarankan untuk memesan Tori Kawa Chips ketika kondisi otlet tidak terlalu ramai, karena sekali habis akan perlu menunggu lama hingga matang.

Secara keseluruhan, Hokkaido-Ya Express memuaskan dengan rasa yang optimal sekaligus ramah di kantong, dan pastinya sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Dibandingkan dengan restoran Jepang cepat saji lainnya dengan segmen serupa, Hokkaido-Ya Express mempunyai lebih banyak varian menu sehingga tidak membosankan. Para staf  juga ramah melayani walaupun hanya di kasir tanpa wira-wiri menghampiri pengunjung.

Setelah kurang lebih 1 tahun beroperasi, arus pengunjung di sana termasuk salah satu yang terpadat di food court Area 51 berdasarkan pemantauan saya yang sudah cukup sering mampir. Ada kabar baik bagi yang tinggal di Kuningan dan sekitarnya, kini Hokkaido-Ya sudah buka cabang di Kota Kasablanka.

Selama kualitas terus terjaga dan variasi menunya menarik, saya yakin Hokkaido-Ya Express akan tetap mampu bersaing di tengah gempuran restoran Jepang lainnya yang sudah menjamur di berbagai wilayah di Ibu Kota.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here