Kota Solo atau Surakarta selain dikenal sebagai kota budaya yang menyimpan puluhan kesenian tradisional ternyata juga memiliki sajian kuliner khas yang beragam.

Aku merasa beruntung lahir dan tinggal di kota yang dinobatkan sebagai kota ternyaman di Indonesia ini. Masyarakatnya yang ramah dan juga kuliner khasnya yang nikmat membuatku betah berada di kota ini. Berbagai kuliner khas di kota solo menjadi favoritku salah satunya adalah es kapal yang begitu melegenda.

Siang itu cuaca begitu terik saat aku baru saja menyelesaikan perburuanku di toko buku bersama salah satu kawanku. Kurang lebih satu jam lamanya aku berkutat di toko buku untuk menentukan buku mana yang ingin aku beli.

Waktu itu kondisi di toko buku cukup ramai  karena kebetulan hari itu adalah hari libur. Setelah puas memilih buku aku dan kawanku segera bergegas keluar dari toko buku karena kami sudah merasa sangat haus. Cuaca yang begitu terik sepertinya juga menjadi faktor kenapa tenggorokanku menjadi terasa cepat kering.

Di parkiran motor kami berdiskusi sejenak tentang minuman apa yang ingin dibeli. Aku juga mencoba mencari tahu lewat akun instagram info kuliner di kota solo untuk mencari rekomendasi minuman yang sepertinya menarik buat kami.

Setelah sedikit berdiskusi aku akhirnya teringat es kapal dan kawanku pun menyetujuinya. Cuaca yang panas seperti ini sangat cocok untuk minum yang segar-segar dan es kapal adalah sesuatu yang cocok untuk membasahi tenggorokan yang sudah kering sedari tadi, begitulah pikirku. Disamping itu sudah cukup lama juga aku tidak jajan salah satu minuman legendaris ini.

Kami akhirnya berangkat menuju ke tempat jualan es kapal langgananku. Jaraknya tidak terlalu jauh, kira-kira hanya 10 menit saja dari toko buku. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari tempat berjualan es kapal langgananku ini, hanya kios kecil berukuran 2×3 meter saja dengan gerobak kecil berwarna biru dengan bagian depan yang runcing menyerupai kapal.

Tempat ini sejatinya tidak memiliki nama, tapi bagi masyarakat Solo terkenal dengan nama “ Es Kapal Perempatan Baron”. Bisa dibilang ini menjadi salah satu lapak es kapal yang paling terkenal di kota solo.

Nama pemiliknya adalah Pak Widodo. Aku dan pak Widodo sudah cukup saling  mengenal karena aku sering mampir ke warungnya ini. Boleh dikatakan pak Widodo ini adalah seniornya dalam bisnis es kapal, karena beliau sudah mulai berjualan sejak tahun 70-an.

Beliau pernah bercerita awal mulai berjualan beliau berkeliling terlebih dahulu sebelum akhirnya mulai menetap di kawasan perempatan Baron sejak pertengah tahun 80-an. Dahulu masih sangat jarang orang berjualan kuliner yang satu ini, namun seiring perkembangan waktu semakin banyak yang berjualan minuman legendaris ini.

Saat ini es kapal bisa ditemukan di berbagai sudut kota Solo, namun tetap saja Es kapal Perempatan Baron masih tetaplah menjadi primadona.

Setibanya di warung es kapal milik Pak Widodo, kondisinya cukup ramai. Setelah memesan dua gelas kami memutuskan untuk duduk di bawah pohon beringin besar. Spot di bawah pohon beringin adalah favoritku jika membeli es kapal di tempat ini, karena menurutku lebih adem saja daripada duduk di dalam warung.

Tak butuh waktu lama untuk es kapal kami datang. Tampilannya sangat sederhana dan tidak neko-neko. Hanya air santan dengan warna coklat dan toping roti tawar diatasnya. Toping roti tawar inilah yang membuat kenapa kemudian minuman ini diberi nama es kapal. Roti tawar yang berada di atas tersebut seolah adalah layar yang ada pada kapal.

Selain coklat ada varian rasa lain dari es kapal perempatan baron ini yaitu stroberi dan original. Favoritku adalah rasa coklat seperti yang aku pesan saat ini.

Sebagai pelengkap di warung ini juga menyediakan gorengan, sosis dan cemilan lainnya sebagai teman untuk menikmati kesegaran es kapal. Untuk satu gelas es kapal di warung Es Kapal Perempatan Baron ini dibanderol dengan harga 5.000 rupiah saja, sangat murah bukan?

Bergegas aku segera meneguk es kapal pesananku, rasa gurih dan manis yang khas dari santan benar-benar membuatku ketagihan. Tak lupa juga untuk menikmati roti tawarnya dengan cara mencelupkannya ke dalam air es kapal.

Dari dulu citas rasa es kapal perempatan baron ini tidaklah berubah dan inilah yang membuat pelanggannya sangat setia dan hadir dari berbagai generasi.

Cuaca yang sangat terik nampaknya membuatku tidak cukup hanya minum satu gelas saja. Tak butuh waktu lama gelas kedua sudah disajikan di hadapanku. Sambil berbincang-bincang banyak hal tak terasa gelas kedua juga sudah habis dan perutku sudah terasa begitu penuh.

Sedikit informasi es kapal adalah minuman khas kota solo yang sudah “berlayar” sejak tahun 1950an. Meski saat ini sudah menjamur kedai minuman modern yang berada di kota solo, namun popularitas es kapal tidak pernah luntur dan masih mampu bersaing di tengah gempuran budaya luar.

Hal ini bisa terlihat dengan masih banyaknya anak muda di kota solo yang menggemari minuman legendaris ini termasuk diriku sendiri.

Jika kamu sedang berkunjung ke kota solo sempatkan untuk mencicipi es kapal. Walaupun terlihat sederhana dan jadul namun cita rasanya yang legendaris akan membuat siapa saja dengan mudah mencintainya.

Apalagi sepengetahuanku es kapal jarang bisa ditemukan di kota lain, tidak seperti kuliner khas solo lainnya yang sudah banyak menjamur di berbagai kota di Indonesia. Sehingga sangat sayang sekali jika ke solo tanpa mencicipi nikmatnya es kapal ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here