Foto: Instagram: @jogjaviral
Foto: Instagram: @jogjaviral

Siapa yang pernah berkunjung ke Yogyakarta? Hayo ngacung!

Minimal diantara sobat pembaca Sayang Perut pasti sudah pernah melihat keindahan kota Yogyakarta baik itu lewat televisi maupun media sosial seperti Youtube dan Instagram.

Yogyakarta merupakan tempat wisata budaya dan juga kota pendidikan yang sangat ramah untuk para pelajar.
Selain keramahan para penduduk yang membuat banyak orang betah di Yogyakarta, sobat Kuliner juga pasti setuju kalau Yogyakarta terkenal dengan wisata kulinernya terutama Gudeg.

Gudeg adalah masakan tradisional asli dari Yogyakarta dan Jawa Tengah yang bermula dari dibangunya kerajaan mataram Islam di daerah kotagede pasa tahun 1500 an. Gudeg sendiri bukan berasal dari lingkungan kerajaan namun berasal dari masyarakat biasa.

Gudeg ini dibuat dari nangka muda mentah yang direbus selama berjam-jam memakai gula aren, santan, bawang putih, bawang merah, kemiri, biji ketumbar, lengkuas, salam dan daun jati hingga warnanya coklat kemerahan.

Awal mulanya gudeg ini dianggap makanan vegetarian karena hanya ada nangka dan santan di dalam masakan ini. Namun seiring perkembangan zaman, gudeg dihidangkan memakai tambahan telur dan ayam. Tak ketinggalan, yang membuat gudeg ini enak adalah nasi kukus putih yang selalu hadir.

Kebanyakan gudeg di Yogya memakai bahan nangka muda atau yang biasa dinamakan gori. Namun seiring perkembangan waktu ada pula gudeg yang memakai bahan kelapa yang sangat muda.

Nah, cara membuat gudeg ini adalah dengan cara diaduk atau dalam bahasa jawanya disebut “ Hangudek”. Kegiatan hangudek ini menggunakan alat pengaduk yang menyerupai dayung perahu berbahan kayu.

Oleh karena itulah dari kata proses “Hangudek” ini kemudian dinamakan “Gudeg”.

Gudeg ini sendiri ada beberapa jenis yaitu gudeg kering dan basah, gudeg Yogyakarta dan Gudeg Solo.
Berikut ini perbedaan jenis-jenis Gudeg:

1. Gudeg kering: Gudeg dengan sedikit santan

2. Gudeg basah: Gudeg dengan banyak saus

3. Gudeg khas Yogyakarta: gudeg dengan rasa manis, lebih kering dan warnanya kemerahan akibat penambahan daun jati sebagai pewarna. Gudeg Yogyakarta juga disebut gudeg merah.

4. Gudeg khas Solo: gudeg dengan banyak santan. Basah dan pekat, bewarna keputihan akibat tidak adanya penambahan daun jati. Gudeg Solo juga disebut gudeg putih.

Itulah tadi sekilas tentang gudeg dan sejarah gudeg yang wajib kamu tahu. Bila kamu mampir ke Yogyakarta bisa lah icip-icip gudeg sekali. Dijamin bakal nagih dan bikin nggak mau pulang kok!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here